3 Saham Peternakan BEI yang Layak Dicermati 2025
Mediapetani - Kalau lo lagi nyari sektor saham yang underrated tapi punya potensi besar di tahun 2025, coba deh lirik saham peternakan BEI. Yup, sektor yang satu ini kelihatannya tradisional banget — ayam, sapi, dan pakan ternak — tapi di balik itu, ada bisnis besar yang menopang kebutuhan pangan nasional dan stabil banget secara fundamental.
Dalam beberapa tahun terakhir, industri peternakan di Indonesia makin dilirik karena konsumsi protein hewani kita terus naik. Dari ayam broiler sampai produk olahan daging, semua terus dicari pasar. Jadi nggak heran kalau saham-saham di sektor ini pelan-pelan naik daun di radar para investor yang peka sama tren jangka panjang.
Nah, biar lo nggak ketinggalan insight, artikel ini bakal bahas 3 saham peternakan BEI yang menarik buat dicermati di tahun 2025. Gue bakal kupas profil usaha mereka, performa bisnis, dan juga alasan kenapa mereka layak dimasukkan ke watchlist investasi lo. Let’s get into it!
Kenapa Sektor Peternakan Jadi Hot di BEI
Tren konsumsi masyarakat yang makin sadar gizi bikin sektor peternakan naik pamor. Permintaan daging ayam dan produk turunannya terus meningkat, bahkan di tengah fluktuasi harga pakan dunia. Nah, di sinilah emiten peternakan Indonesia punya posisi strategis — mereka udah lama menguasai rantai pasok, dari pakan sampai produksi daging siap jual.
Kondisi Pasar dan Permintaan Domestik
Kalau kita lihat data dari Badan Pangan Nasional, konsumsi daging ayam nasional tiap tahun naik 3–5%. Artinya, peluang untuk emiten peternakan makin terbuka lebar. Selama masyarakat masih makan ayam goreng dan sate taichan, industri ini bakal terus hidup, literally.
Subsektor Peternakan di BEI
Di Bursa Efek Indonesia, subsektor peternakan masuk ke kategori Agriculture – Livestock Feed & Breeding (kode JASICA 13). Ada beberapa pemain besar yang mendominasi, dan mereka bukan cuma jual ayam, tapi udah punya model bisnis terintegrasi dari hulu ke hilir — mulai dari pakan, breeding, sampai olahan daging beku.
Tantangan dan Risiko yang Harus Lo Tahu
Meski potensinya besar, sektor ini juga punya tantangan. Harga bahan baku pakan (kayak jagung dan kedelai) gampang naik-turun, penyakit ternak kadang jadi isu serius, dan regulasi pemerintah soal impor daging bisa ngaruh banget ke margin. Tapi buat investor yang jeli, semua risiko itu bisa jadi peluang kalau dikelola dengan strategi yang matang.
3 Emiten Peternakan BEI yang Wajib Masuk Watchlist 2025
1. PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk (CPIN)
Kalau ngomongin saham peternakan BEI, nama Charoen Pokphand Indonesia (CPIN) hampir pasti jadi top of mind. Perusahaan asal Thailand ini udah lama banget beroperasi di Indonesia dan jadi market leader di industri pakan ternak dan ayam broiler.
CPIN punya bisnis yang super terintegrasi — mereka produksi pakan ternak, breeding ayam, sampai produk olahan daging seperti nugget dan sosis. Kinerjanya juga solid; pendapatan CPIN tumbuh stabil dari tahun ke tahun berkat efisiensi operasional dan jaringan distribusi yang kuat di seluruh Indonesia.
Kenapa CPIN layak dicermati di 2025? Karena mereka agresif ekspansi di produk makanan siap saji dan terus investasi di fasilitas modern. Buat investor yang nyari stabilitas dan growth jangka panjang, CPIN itu kombinasi ideal antara defensive stock dan consumer play.
2. PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk (JPFA)
Berikutnya ada Japfa Comfeed (JPFA), emiten peternakan dengan diversifikasi bisnis paling luas. Selain unggas, mereka juga main di perikanan dan peternakan sapi. Bisa dibilang, Japfa adalah salah satu konglomerat agribisnis terbesar di Asia Tenggara.
Model bisnis Japfa terintegrasi banget — mereka produksi pakan, bibit, sampai daging olahan. Secara keuangan, JPFA berhasil menjaga margin stabil walau harga pakan dunia sempat naik di 2023–2024. Mereka juga fokus ekspansi ke pasar ekspor lewat produk unggas olahan yang kompetitif.
Tahun 2025, JPFA diprediksi bakal diuntungkan dari tren konsumsi protein hewani dan diversifikasi portofolio bisnis mereka. Buat investor yang pengen exposure lebih luas di agribisnis, JPFA bisa jadi opsi menarik banget.
3. PT Malindo Feedmill Tbk (MAIN)
Last but not least, ada Malindo Feedmill (MAIN). Walau skala bisnisnya lebih kecil dibanding CPIN dan JPFA, tapi MAIN punya strategi yang nggak kalah menarik. Fokus mereka ada di efisiensi produksi dan ekspansi pasar domestik lewat pakan ternak berkualitas tinggi.
Selain itu, Malindo juga lagi gencar memperkuat lini ayam olahan dan produk siap saji. Dari sisi valuasi, saham MAIN relatif lebih murah dibanding dua pesaingnya, jadi bisa dibilang masih punya potensi upside yang lumayan.
Kinerja keuangan MAIN dalam dua tahun terakhir menunjukkan perbaikan signifikan, terutama di efisiensi biaya dan peningkatan volume produksi. Kalau mereka bisa maintain tren ini di 2025, potensi pertumbuhannya bakal makin menarik.
Faktor yang Menentukan Kinerja Saham Peternakan
Oke, sekarang kita bahas faktor-faktor yang bisa ngaruh ke performa saham peternakan BEI. Ini penting banget buat lo yang mau masuk ke sektor ini.
1. Efisiensi dan Integrasi Bisnis
Perusahaan yang bisa kontrol rantai pasok dari pakan sampai distribusi produk olahan pasti lebih tahan banting. Itu sebabnya CPIN dan JPFA punya margin yang relatif stabil meski harga pakan naik.
2. Fluktuasi Harga Komoditas
Harga jagung dan kedelai jadi kunci utama biaya produksi. Investor wajib pantau tren harga global, karena fluktuasi bisa langsung ngaruh ke profit margin.
3. Regulasi Pemerintah
Kebijakan impor daging, vaksin hewan, dan tarif pakan bisa memengaruhi kinerja sektor ini. Tapi selama perusahaan adaptif, dampaknya bisa diminimalkan.
4. Tren Konsumsi dan Inovasi Produk
Produk ayam olahan, ready-to-cook, dan ready-to-eat lagi booming banget. Emiten yang bisa adaptasi dengan tren gaya hidup modern (kayak CPIN dengan produk beku premium) bakal punya nilai tambah besar.
Cara Masukin Sektor Peternakan ke Strategi Investasi Lo
Kalau lo tertarik sama saham peternakan, jangan asal beli karena hype. Lakuin dulu analisis mendalam — ini langkah-langkahnya:
1. Analisis Fundamental
Cek laporan keuangan, rasio profitabilitas, dan tren margin. Lo juga bisa pantau EPS dan ROE buat lihat seberapa efisien perusahaan ngelola modalnya.
2. Bandingkan Valuasi
Kadang saham bagus bisa overpriced. Bandingin PER dan PBV antar emiten di subsektor yang sama biar tau mana yang masih undervalued.
3. Diversifikasi Portofolio
Jangan taruh semua dana di satu sektor. Kombinasikan peternakan dengan saham consumer goods atau pangan biar risiko lo lebih seimbang.
4. Timing dan Sentimen Pasar
Pantau momen kayak Lebaran, Natal, dan tahun baru — permintaan produk peternakan biasanya naik di periode itu, dan bisa jadi momentum buat saham-saham ini naik juga.
Kesimpulan
Jadi, dari pembahasan panjang ini, jelas banget kalau sektor peternakan bukan lagi bisnis kuno yang ketinggalan zaman. Di 2025, 3 saham peternakan BEI — CPIN, JPFA, dan MAIN — punya potensi kuat buat terus tumbuh bareng naiknya konsumsi protein hewani di Indonesia.
Dengan strategi yang efisien, inovasi produk, dan fondasi keuangan yang solid, ketiga emiten ini layak banget buat dimasukkan ke watchlist lo. Tapi ingat, selalu riset dulu dan sesuaikan dengan profil risiko lo sendiri. Di dunia investasi, yang sabar dan riset dengan bijak biasanya yang paling cuan.