Panduan Padi Organik 120 Hari: Strategi Bertani Ramah Lingkungan dan Menguntungkan
Padi organik kini semakin diminati karena menawarkan solusi pertanian berkelanjutan yang tidak hanya menguntungkan petani, tetapi juga menjaga kesehatan konsumen dan lingkungan. Panduan padi organik 120 hari menjadi rujukan penting bagi petani yang ingin beralih dari sistem konvensional menuju pola tanam yang lebih alami, efisien, dan ramah lingkungan.
Dalam praktiknya, banyak petani organik di Indonesia yang sudah
membuktikan bahwa metode ini dapat meningkatkan produktivitas sekaligus menekan
biaya produksi. Salah satunya adalah Bendil Sumarno dari Blora, yang berhasil
mengembangkan pola tanam organik berbasis prinsip SRI (System of Rice
Intensification) dan AWD (Alternate Wetting and Drying). Dengan
langkah terukur, ia mampu panen lebih optimal tanpa pupuk kimia dan pestisida
sintetis.
Artikel ini akan mengupas secara menyeluruh mengenai panduan padi organik 120 hari, mulai dari persiapan lahan, pengolahan benih, penanaman, perawatan harian, hingga panen dan pemasaran. Dengan memahami tahapan ini, petani dapat menjalankan usaha tani padi organik dengan sistematis, terukur, dan siap bersaing di pasar modern.
Persiapan Lahan Padi Organik 120 Hari
Sebelum memasuki masa tanam, petani wajib menyiapkan lahan agar kondisi
tanah lebih sehat, gembur, dan penuh mikroorganisme bermanfaat. Persiapan
lahan padi organik 120 hari meliputi:
- Pengolahan tanah awal
Bajak sawah sedalam 20–25 cm untuk membalik sisa jerami, lalu diamkan 1–2 minggu agar dekomposisi berjalan alami. - Pemberian pupuk organik
Aplikasikan 5–7 ton kompos matang atau pupuk kandang per hektare. Tujuannya untuk meningkatkan kandungan bahan organik, memperbaiki struktur tanah, dan menyediakan nutrisi dasar. - Pengendalian gulma awal
Sebelum tanam, lakukan rotari agar gulma terbenam. Teknik ini lebih efektif dibanding herbisida kimia.
Pemilihan Benih untuk Padi Organik
Benih menjadi kunci keberhasilan sistem organik. Oleh karena itu, pemilihan
benih padi organik 120 hari harus memperhatikan:
- Gunakan varietas lokal atau
unggul yang tahan hama, seperti Mentik Wangi, Inpari 32, atau varietas
aromatik lainnya.
- Lakukan seleksi benih dengan
larutan garam (1 liter air + 30 gram garam), hanya gunakan benih yang
tenggelam.
- Rendam benih dalam larutan biopestisida alami (ekstrak bawang putih atau daun mimba) selama 24 jam untuk meningkatkan daya tahan.
Teknik Penanaman Padi Organik
Tahap tanam merupakan fondasi utama dalam panduan padi organik 120
hari. Prinsip SRI sangat direkomendasikan karena terbukti meningkatkan
anakan produktif.
Langkah-langkah penanaman:
- Gunakan bibit muda (12–15 hari
setelah semai).
- Tanam 1–2 bibit per lubang dengan
kedalaman 1–2 cm.
- Terapkan jarak tanam 20 × 30 cm
agar tanaman mendapat cukup ruang dan cahaya.
- Pastikan sistem air mengikuti prinsip AWD: tanah tetap lembab, tapi tidak tergenang terus-menerus.
Pemeliharaan Padi Organik 120 Hari
Perawatan padi organik berfokus pada keseimbangan ekosistem sawah.
Beberapa praktik yang perlu dilakukan antara lain:
1. Pemupukan Organik Cair (POC)
POC bisa dibuat dari bahan lokal seperti urin ternak, gula merah, atau
sisa sayuran. Aplikasi dilakukan setiap 7–10 hari sekali dengan dosis 2–3
liter/ha.
2. Penyiangan Mekanis
Gunakan rotary weeder setiap 10–15 hari untuk menekan gulma sekaligus
memperbaiki aerasi tanah.
3. Pengendalian Hama dan Penyakit
Gunakan pestisida nabati berbahan dasar daun sirsak, nimba, atau tembakau. Bila terjadi serangan jamur, bubur California (kapur + belerang) bisa dipakai sebagai alternatif alami.
Jadwal Kegiatan dalam Panduan 120 Hari
Agar lebih terstruktur, berikut contoh jadwal mingguan panduan padi
organik 120 hari:
- Minggu 1–2: tanam bibit muda,
mulai AWD, aplikasi POC awal.
- Minggu 3–4: penyiangan pertama,
POC lanjutan, monitoring hama.
- Minggu 5–6: penyiangan kedua,
evaluasi jumlah anakan produktif.
- Minggu 7–8: fase primordia, jaga
air tetap stabil.
- Minggu 9–10: fase berbunga,
hindari semprot pada pukul 09.00–12.00.
- Minggu 11–13: pengisian bulir,
pertahankan daun bendera tetap hijau.
- Minggu 14–15: persiapan panen,
cek kadar air gabah.
- Minggu 16: panen, pengeringan gabah hingga kadar air 14%.
Panen dan Pascapanen Padi Organik
Panen dilakukan saat 85–90% malai menguning. Gabah dipanen lalu
dikeringkan hingga kadar air 14% agar kualitas beras tetap prima. Setelah itu,
gabah digiling dan disortir untuk menghasilkan beras organik berkualitas
tinggi.
Pascapanen yang baik bukan hanya menjaga kualitas produk, tetapi juga meningkatkan nilai jual. Catat hasil panen, rendemen, dan biaya produksi untuk evaluasi musim berikutnya.
Sertifikasi dan Pemasaran Padi Organik
Untuk memasuki pasar premium, sertifikasi padi organik 120 hari
wajib diperhatikan. Di Indonesia, sertifikasi mengacu pada SNI 6729:2016
melalui Lembaga Sertifikasi Organik (LSO) seperti Biocert atau Icert.
Pemasaran bisa dilakukan lewat:
- Pasar komunitas dan koperasi
petani.
- Marketplace organik online.
- Hotel, restoran, dan kafe yang mendukung produk ramah lingkungan.
Manfaat Ekonomi dan Lingkungan Padi Organik
Mengikuti panduan padi organik 120 hari memberikan dua keuntungan
besar:
- Ekonomi: biaya pupuk dan pestisida
berkurang, harga jual beras organik lebih tinggi.
- Lingkungan: tanah lebih sehat, biodiversitas sawah meningkat, emisi metana berkurang berkat metode AWD.
Kesimpulan
Panduan padi organik 120 hari merupakan langkah strategis bagi petani yang ingin meningkatkan
produktivitas sekaligus menjaga lingkungan. Dengan persiapan lahan yang tepat,
pemilihan benih unggul, penerapan teknik SRI dan AWD, serta perawatan berbasis
organik, hasil panen tidak hanya melimpah tetapi juga memiliki nilai jual
tinggi di pasar.
Sistem ini menuntut ketekunan, pencatatan yang baik, dan komitmen pada prinsip ramah lingkungan. Namun, hasil yang diperoleh—baik ekonomi maupun ekologis—sepadan dengan usaha yang dilakukan.