Cara Membuat Pupuk Organik Cair untuk Padi: Murah, Praktis, dan Hasil Melimpah
Mengapa Pupuk Organik Cair Penting
untuk Padi?
Mediapetani.com - Bagi petani kecil maupun besar, pupuk adalah kunci penentu hasil panen.
Selama ini mayoritas petani di Indonesia bergantung pada pupuk kimia karena
dianggap cepat bekerja. Namun, ketergantungan berlebihan justru membuat biaya
produksi membengkak, tanah menjadi keras, dan kesuburan alami hilang.
Pupuk organik cair (POC) hadir sebagai solusi alternatif: murah, ramah
lingkungan, dan bisa dibuat sendiri dengan bahan-bahan sederhana yang tersedia
di sekitar rumah.
1. Kelebihan pupuk organik dibanding pupuk kimia
- Ramah tanah & lingkungan → tidak menimbulkan residu
berbahaya.
- Kaya mikroba hidup → membantu proses dekomposisi
alami dan memperbaiki struktur tanah.
- Nutrisi lebih seimbang → meski bekerja lebih lambat,
hasilnya bertahan jangka panjang.
Sementara pupuk kimia hanya menyuplai satu atau dua unsur hara (misalnya
urea hanya nitrogen), pupuk organik cair mengandung karbohidrat, protein,
mineral, dan mikroba yang lebih lengkap.
2. Dampak positif pada tanah dan lingkungan
- Tanah yang tadinya keras menjadi
lebih gembur.
- Mikroba tanah berkembang lebih
sehat, sehingga akar padi mudah menyerap nutrisi.
- Ekosistem sawah lebih seimbang:
cacing, serangga, hingga organisme air tetap hidup, mendukung kesuburan
alami.
Contoh nyata: di Desa Sragen, Jawa Tengah, kelompok tani yang rutin
menggunakan POC selama 3 musim menunjukkan peningkatan kadar bahan organik
tanah hingga 35% dibanding petani yang masih bergantung pada pupuk kimia.
3. Efisiensi biaya untuk petani kecil
Biaya pupuk kimia per hektar bisa mencapai Rp4–5 juta per musim tanam.
Sementara dengan pupuk organik cair buatan sendiri, biaya hanya sekitar
Rp300–500 ribu, tergantung bahan tambahan. Dengan modal sekitar Rp10.000,
seorang petani bisa membuat 10 liter POC yang cukup untuk menyuburkan ribuan
tanaman.
Bagi petani kecil, efisiensi ini sangat berarti: pengeluaran berkurang, keuntungan lebih besar, dan hasil panen tetap terjaga.
Bahan-Bahan Membuat Pupuk Organik Cair
Untuk membuat POC, kita tidak perlu alat mahal. Bahan-bahannya bisa
ditemukan di dapur atau pasar terdekat.
1. Air cucian beras (sumber karbohidrat alami)
Air cucian pertama beras mengandung pati, vitamin B, dan mineral yang
menjadi sumber energi bagi mikroba. Jangan gunakan cucian kedua atau ketiga
karena nutrisinya sudah berkurang.
2. Telur sebagai sumber protein & nutrisi tambahan
Telur (biasanya 2 butir untuk 10 liter air cucian beras) kaya protein dan
asam amino, yang akan diurai mikroba menjadi nutrisi siap serap bagi tanaman.
3. Micin (MSG) untuk mendukung pertumbuhan mikroba
Monosodium glutamat (MSG) atau micin ternyata bisa membantu mempercepat
pertumbuhan mikroba dalam fermentasi. Cukup 5 sendok makan untuk 10 liter air
cucian beras.
4. Tetes tebu atau gula sebagai energi fermentasi
Tetes tebu/gula merah/gula pasir menjadi makanan utama mikroba. Dosis
ideal: 3–5 sendok makan.
5. Mikroorganisme lokal (MOL) atau alternatifnya (EM4, Yakult, M45)
MOL bisa dibuat dari bahan lokal (buah busuk, air kelapa, bonggol pisang). Jika tidak ada, bisa gunakan EM4 pertanian, Yakult, atau M45 yang dijual bebas.
Langkah-Langkah Membuat Pupuk Organik Cair
1. Persiapan wadah & bahan
Siapkan jerigen plastik ukuran 10–20 liter dengan penutup rapat. Pastikan
bersih agar fermentasi tidak terganggu.
2. Cara mencampur bahan dengan takaran tepat
- Masukkan 10 liter air cucian
beras.
- Tambahkan 2 butir telur yang
sudah dipecahkan.
- Masukkan 5 sendok makan micin.
- Tambahkan 3–5 sendok makan tetes
tebu atau gula.
- Masukkan MOL atau EM4 sebanyak
100 ml.
- Aduk rata hingga homogen.
3. Proses fermentasi 15–30 hari
Simpan jerigen di tempat teduh (jangan kena sinar matahari langsung).
Fermentasi minimal 15 hari, idealnya 30 hari. Setelah 3 hari pertama, buka
sebentar, aduk, lalu tutup kembali.
4. Tips menyimpan agar bakteri tetap aktif
- Simpan di ruangan sejuk, jangan
terkena panas.
- Gunakan wadah yang kedap udara.
- Kocok sesekali untuk meratakan mikroba.
Cara Mengaplikasikan Pupuk Organik Cair ke Tanaman Padi
1. Aplikasi dengan cara semprot (foliar spray)
- Gunakan 200–300 ml POC untuk
15–20 liter air.
- Semprotkan merata ke daun,
batang, dan pangkal padi.
- Lakukan saat cuaca teduh
(pagi/sore).
2. Aplikasi dengan cara kocor (soil drench)
- Campurkan 1 liter POC dengan 20
liter air.
- Siramkan ke pangkal tanaman padi.
- Cocok untuk fase vegetatif dan
awal generatif.
3. Interval aplikasi terbaik (10 hari sekali)
POC sebaiknya diaplikasikan setiap 10 hari sekali. Ini menjaga pasokan
nutrisi tetap stabil.
4. Waktu penyemprotan yang tepat (pagi/sore)
Hindari penyemprotan saat terik siang hari karena mikroba bisa mati terkena panas matahari.
Tips Tambahan Agar Pupuk Organik Cair Lebih Optimal
1. Hindari mencampur dengan pestisida kimia
Bakteri baik dalam POC bisa mati jika terkena insektisida atau fungisida
kimia. Jika perlu mengendalikan hama, gunakan pestisida nabati (misalnya
ekstrak daun mimba atau bawang putih).
2. Gunakan peralatan bersih untuk menjaga mikroba tetap hidup
Tangki semprot atau ember harus dicuci bersih sebelum digunakan. Sisa
pestisida kimia bisa membunuh mikroba POC.
3. Sesuaikan dosis sesuai usia tanaman padi
- Fase vegetatif (umur 10–30 hari):
dosis ringan.
- Fase anakan & bunting: dosis
normal (1:20).
- Fase generatif (pengisian bulir): kurangi dosis agar fokus nutrisi ke pembentukan bulir.
Manfaat Pupuk Organik Cair untuk Padi Organik
1. Menyehatkan tanah dan meningkatkan kesuburan jangka panjang
Dengan POC, tanah tidak hanya jadi media tanam, tapi juga ekosistem hidup
yang subur.
2. Meningkatkan hasil panen dan kualitas beras
Petani di Blitar melaporkan hasil panen naik 15–20% setelah beralih ke
POC, dengan kualitas beras lebih pulen dan bernilai jual lebih tinggi.
3. Mendukung pertanian organik berkelanjutan
Penerapan POC membantu petani lepas dari ketergantungan pupuk subsidi, sekaligus membuka peluang masuk pasar beras organik premium.
Kesimpulan
Pupuk organik cair bukan sekadar pengganti pupuk kimia, melainkan solusi
untuk pertanian padi yang murah, sehat, dan berkelanjutan. Dengan bahan
sederhana seperti air cucian beras, telur, micin, tetes tebu, dan MOL, petani
bisa menghasilkan pupuk cair kaya nutrisi yang siap meningkatkan hasil panen.
Kini saatnya petani Indonesia mulai beralih ke metode organik. Selain
menekan biaya produksi, hasil panen lebih melimpah, tanah tetap sehat, dan
lingkungan terjaga.
👉 Mari bersama membangun pertanian organik yang lebih maju, mandiri, dan berdaya saing tinggi.
FAQ Seputar Pupuk Organik Cair untuk Padi
1. Apakah pupuk organik cair bisa menggantikan pupuk kimia sepenuhnya?
Bisa, terutama jika lahan sudah beradaptasi dengan sistem organik. Namun,
untuk lahan yang sebelumnya bergantung pada pupuk kimia, sebaiknya dilakukan
secara bertahap agar tanah dan tanaman beradaptasi dengan baik.
2. Berapa lama efek pupuk organik cair terlihat pada tanaman padi?
Efek awal biasanya terlihat setelah 2–3 minggu aplikasi rutin, ditandai
dengan daun lebih hijau segar, batang kokoh, dan pertumbuhan anakan lebih
banyak.
3. Apakah pupuk organik cair bisa digunakan untuk tanaman selain padi?
Ya. POC bisa diaplikasikan pada hampir semua jenis tanaman: sayuran,
buah-buahan, hingga tanaman hias. Tinggal menyesuaikan dosis dan frekuensi
pemakaian.
4. Bagaimana cara mengetahui pupuk organik cair berhasil difermentasi dengan baik?
POC yang berhasil biasanya berbau manis-asam, tidak busuk. Warna cairan
cenderung cokelat pekat dan ada lapisan gas saat dibuka, tanda mikroba aktif
bekerja.
5. Apa bedanya pupuk organik cair dengan pupuk kandang padat?
- Pupuk organik cair → cepat diserap tanaman karena
berbentuk larutan dan kaya mikroba aktif.
- Pupuk kandang padat → lebih lambat diserap tapi
memperbaiki struktur tanah jangka panjang.
Keduanya sebaiknya digunakan bersama agar hasil lebih maksimal.
6. Apakah pupuk organik cair bisa disimpan lama?
Bisa, asalkan disimpan dalam wadah tertutup rapat, di tempat sejuk dan
teduh. Umumnya POC bisa bertahan 6–12 bulan. Jika muncul endapan, cukup dikocok
sebelum dipakai.
7. Apakah semua jenis MOL bisa digunakan untuk membuat POC?
Ya, selama mengandung mikroba pengurai. MOL dari bonggol pisang, air
kelapa, hingga buah busuk bisa digunakan. Namun, jika sulit membuat sendiri,
petani bisa memakai EM4, Yakult, atau M45 yang praktis.
8. Bagaimana cara menyesuaikan dosis pupuk organik cair dengan kondisi lahan?
Jika tanah sudah terbiasa dengan pupuk kimia, gunakan dosis POC yang
lebih tinggi di awal. Setelah 2–3 musim, dosis bisa dikurangi karena tanah
mulai kembali subur dan kaya mikroba.
9. Apa kendala paling umum saat membuat pupuk organik cair?
Biasanya fermentasi gagal karena wadah tidak kedap udara atau bahan tidak
seimbang. Hasilnya berbau busuk menyengat. Solusinya: jaga kebersihan wadah,
gunakan bahan segar, dan ikuti takaran yang tepat.
10. Apakah pupuk organik cair bisa dijual?
Bisa. Banyak kelompok tani yang sudah menjadikan POC sebagai produk komersial. Harga POC buatan petani bisa mencapai Rp15.000–30.000 per liter, tergantung kualitas dan kemasan. Ini bisa menjadi tambahan pendapatan bagi petani.